Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada
Permasalahannya adalah, beberapa sumber menuliskan bahwa puisi ini merupakan karya salah seorang penyair kelas dunia, Kahlil Gibran. Tapi, puisi ini juga tertulis di Buku "Kumpulan Sajak Sapardi Djoko Damono". Loh, mana yang benar?
Puisi "Aku Ingin" memang cukup singkat, namun kata-kata dalam puisi itu begitu indah dan dianggap sebagai salah satu 'masterpiece' sang penyair. Kembali ke masalah utamanya, siapa penyair aslinya? Kahlil Gibran atau Sapardi Djoko Damono.
Kahlil Gibran, yang memulai menulis syair dalam kumpulan syairnya berjudul "Sayap-sayap Patah" tahun 1912, dianggap sebagai seorang penyair paling menginspirasi di dunia. Sedangkan Sapardi Djoko Damono adalah seorang dosen yang karyanya sudah begitu populer, hingga diterjemahkan ke puluhan bahasa. Salah satu buku kumpulan puisi terkenalnya berjudul "Hujan di Bulan Juni". Puisi Aku Ingin, adalah salah satu puisinya yang terpopuler, baik bagi pecinta puisi, maupun yang bukan pecinta puisi.
Permasalahan ini dimulai dari blogger Indonesia yang dengan sembrono menuliskan puisi berjudul "Lafaz Cinta" dengan syair persis dengan isi dari puisi "Aku Ingin". Puisi Lafaz Cinta tersebut ditulisnya merupakan karya dari Kahlil Gibran. Tulisannya tersebut kemudian dibagikan oleh orang-orang sehingga muncullah sebuah puisi berjudul Lafaz Cinta karya Kahlil Gibran dengan isi puisi yang persis sama.
Puisi "Aku Ingin" memang cukup singkat, namun kata-kata dalam puisi itu begitu indah dan dianggap sebagai salah satu 'masterpiece' sang penyair. Kembali ke masalah utamanya, siapa penyair aslinya? Kahlil Gibran atau Sapardi Djoko Damono.
Kahlil Gibran, yang memulai menulis syair dalam kumpulan syairnya berjudul "Sayap-sayap Patah" tahun 1912, dianggap sebagai seorang penyair paling menginspirasi di dunia. Sedangkan Sapardi Djoko Damono adalah seorang dosen yang karyanya sudah begitu populer, hingga diterjemahkan ke puluhan bahasa. Salah satu buku kumpulan puisi terkenalnya berjudul "Hujan di Bulan Juni". Puisi Aku Ingin, adalah salah satu puisinya yang terpopuler, baik bagi pecinta puisi, maupun yang bukan pecinta puisi.
Permasalahan ini dimulai dari blogger Indonesia yang dengan sembrono menuliskan puisi berjudul "Lafaz Cinta" dengan syair persis dengan isi dari puisi "Aku Ingin". Puisi Lafaz Cinta tersebut ditulisnya merupakan karya dari Kahlil Gibran. Tulisannya tersebut kemudian dibagikan oleh orang-orang sehingga muncullah sebuah puisi berjudul Lafaz Cinta karya Kahlil Gibran dengan isi puisi yang persis sama.
Beruntung, seorang ahli literasi, Ilham Moehidin berhasil melakukan uji literasi pada kedua karya tersebut. Hasilnya, ternyata puisi berjudul "Lafaz Cinta" tersebut tidak pernah ada. Dengan kata lain, Kahlil Gibran tidak pernah menulis puisi dengan isi persis dengan puisi "Aku ingin", bahkan tidak pernah menulis puisi dengan judul "Lafaz Cinta" sekalipun.
Sejarah Puisi "Aku Ingin"
Beberapa sumber menyebutkan bahwa ada suatu saat, ketika Istri Sapardi Djoko Damono menderita sakit. Sapardi Djoko Damono menguatkan istrinya dengan menyatakan bahwa cinta itu sedergana, cinta itu perasaan yang tidak bisa dimanipulasi. Berawal dari itu, ia kemudian membuat sebuah puisi cinta untuk istrinya yang berawal dari kesederhanaan. Tidak seperti puisi cinta biasanya, dimana para penyair menambah bumbu kata cinta nan manis untuk menambah indah kalimatnya. Karena kesederhanaan itulah, puisi Sapardi Djoko Damono ini bisa dengan mudah difahami segala kalangan juga diterima dihati mereka.
2. Cintaku Jauh Di Pulau
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri
gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri
Apresiasi Puisi
Puisi karya Chairil anwar yg brjudul cintaku jauh di pulau
Cintaku jauh di pulau merupakan ekspresi tidak langsung dengan penyampaiannya menggunakan tanda-tanda. Tanda di dalam puisi ini adalah makhluk hidup dan benda.
Bait 1 : seorang kekasih yang berada di suatu tmpt yg jauh dan ada seorang gadis manis yang menghabiskan waktunya sendirian.
Cintaku jauh di pulau merupakan ekspresi tidak langsung dengan penyampaiannya menggunakan tanda-tanda. Tanda di dalam puisi ini adalah makhluk hidup dan benda.
Bait 1 : seorang kekasih yang berada di suatu tmpt yg jauh dan ada seorang gadis manis yang menghabiskan waktunya sendirian.
Bait 2 : sang kekasih yang menempuh perjalanan jauh yang ingin menempuh kekasihnya,ketika cuaca pada saat itu bagus dan malam bulan yang bersinar namun kekasih gundah karena merasa tak sampai pada kekasihnya (gadis manis) .
Bait 3 : perasaan kekasih yang sedih tak kunjung bertemu sang kekasih ( gadis manis ) walaupun air tenang, angin yang mendayu ajal telah memanggil . Bait 4 : Sang kekasih putus asa, bertahun-tahun berlayar perahu yang membawanya akan rusak kematian yang menghadang mengakhiri hidupnya tanpa bertemu sang kekasih ( gadis manis ) .
Bait 5 : Kekhawatiran kekasih jika dia meninggal, kekasih ( gadis manis ) akan mati dalam penantian yang sia-sia .
Model puisi cintaku jauh di pulau sebagai berikut :
1. Gadis manis = penggambaran pujaan hati
2. Pacar : penggambaran kekasih
3. Angin : penggambaran perasaan bahagia
4. Air : penggambaran kesedihan
5. Perahu penggambaran sarana kendaraan
Model puisi cintaku jauh di pulau sebagai berikut :
1. Gadis manis = penggambaran pujaan hati
2. Pacar : penggambaran kekasih
3. Angin : penggambaran perasaan bahagia
4. Air : penggambaran kesedihan
5. Perahu penggambaran sarana kendaraan
Matrik dalam puisi cintaku jauh di pulau.
Bait 1 : kekasih tak sampai
Bait 2 : pesimis , penyesalan
Bait 3 : penyesalan
Bait 4 : kasih tak sampai
Bait 5 : kasih tak sampai
3. Tapi
Aku bawakan bunga padamu
Tapi kau bilang masih
Aku bawakan resah padamu
Tapi kau bilang hanya
Aku bawakan darahku padamu
Tapi kau bilang cuma
Aku bawakan mimpiku padamu
Tapi kau bilang meski
Aku bawakan dukaku padamu
Tapi kau bilang tapi
Aku bawakan mayatku padamu
Tapi kau bilang hampir
Aku bawakan arwahku padamu
Tapi kau bilang kalau
Tanpa apa aku datang padamu
Wah!
Oleh: Sutardji Calzoum Bachri
Ditiap baitnya memuat gaya bahasa hiperbola yang melebih-lebihkan yang khas menunjukan tulisan sosok 'Presiden Penyair Indonesia' (Julukan Tardji). Tardji ingin menyampaikan pesan moral yang menggambarkan seangkuh apapun usaha manusia, tetap akan tidak ternilai dihadapan tuhan. Karena tuhan sendiri yang memainkan skenario, kita hanya aktor yang menjalankan.
Selain menggunakan Bahasa hiperbola yang melebih-lebihkan, bung tardji sapaanya juga biasa membuat puisi dengan dialog antara binatang, jarang sekali ditemui sastrawan yang seperti ini, seperti puisinya yang berjudul “Gajah dan Semut” yang ia buat pada tahun 1976-1979 pada kumpulan sajak Sutardji Calzoum Bachri.
Tercatat bung tardji sudah mendapatkan penghargaan-penghargaan didunia sastra mulai dari nasional sampai international, diantaranya:
1. Menerima Hadiah Sastra Asean (Sea Write Award) dari kerajaan Thailand pada tahun 1979;
2. Penghargaan sastra kabupaten kepulauan riau langsung oleh bupati kepulauan Riau pada tahun 1979;
3. Mendapatkan Anugerah Seni Pemerintah Indonesia pada tahun 1993;
4. Menerima anugerah Sastra Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Jakarta pada tahun 1990;
5. Dianugerahi gelar sastrawan perdana oleh pemerintah daerah Riau pada tahun 2001
Dari deretan penghargaan tersebutlah ia mendapatkan gelar “Presiden Penyair Indonesia” dan sebagai pelopor puisi kontemporer, yang berarti dunia sastra Indonesia memiliki wajah baru dan bentuk baru dalam perpuisian di Indonesia, yang lahir dari sifat seniman itu sendiri yang ingin menciptakan hal baru disetiap zamannya.
Perkembanganya sangat pesat mulai dari tahun 1930-an sampai tahun 1945 yang pada waktu itu Chairil Anwar memproklamasikan gaya puisi baru yang lebih dikenal dengan gaya bebas, kemudian pada tahun 1973 sang presiden penyair Indonesia memperkenalkan puisi kontemporer yang artinya bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri, oleh karena itu puisi Bung Tardji memiliki bentuk yang aneh dan ganjil menurut kebanyakan puisi yang ada di Indonesia.
Jadi tidaklah aneh jika dari karyanya banyak yang tidak bisa difahami, kerna bisa dikatakan genrenya memang sudah berbeda. Bahkan ada beberapa puisi Bung Tardji yang lebih menitik beratkan kepada bunyi sehingga terbayang betapa ganjilnya kata-kata yang terdapat disetiap bait puisi “Solitude”.
Solitude
Yang paling mawar
Yang paling duri
Yang paling sayap
Yang paling bumi
Yang paling pisau
Yang paling risau
Yang paling nancap
Yang paling dekap
Samping yang paling
Kau!
Tapi kau bilang masih
Aku bawakan resah padamu
Tapi kau bilang hanya
Aku bawakan darahku padamu
Tapi kau bilang cuma
Aku bawakan mimpiku padamu
Tapi kau bilang meski
Aku bawakan dukaku padamu
Tapi kau bilang tapi
Aku bawakan mayatku padamu
Tapi kau bilang hampir
Aku bawakan arwahku padamu
Tapi kau bilang kalau
Tanpa apa aku datang padamu
Wah!
Oleh: Sutardji Calzoum Bachri
Ditiap baitnya memuat gaya bahasa hiperbola yang melebih-lebihkan yang khas menunjukan tulisan sosok 'Presiden Penyair Indonesia' (Julukan Tardji). Tardji ingin menyampaikan pesan moral yang menggambarkan seangkuh apapun usaha manusia, tetap akan tidak ternilai dihadapan tuhan. Karena tuhan sendiri yang memainkan skenario, kita hanya aktor yang menjalankan.
Selain menggunakan Bahasa hiperbola yang melebih-lebihkan, bung tardji sapaanya juga biasa membuat puisi dengan dialog antara binatang, jarang sekali ditemui sastrawan yang seperti ini, seperti puisinya yang berjudul “Gajah dan Semut” yang ia buat pada tahun 1976-1979 pada kumpulan sajak Sutardji Calzoum Bachri.
Tercatat bung tardji sudah mendapatkan penghargaan-penghargaan didunia sastra mulai dari nasional sampai international, diantaranya:
1. Menerima Hadiah Sastra Asean (Sea Write Award) dari kerajaan Thailand pada tahun 1979;
2. Penghargaan sastra kabupaten kepulauan riau langsung oleh bupati kepulauan Riau pada tahun 1979;
3. Mendapatkan Anugerah Seni Pemerintah Indonesia pada tahun 1993;
4. Menerima anugerah Sastra Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Jakarta pada tahun 1990;
5. Dianugerahi gelar sastrawan perdana oleh pemerintah daerah Riau pada tahun 2001
Dari deretan penghargaan tersebutlah ia mendapatkan gelar “Presiden Penyair Indonesia” dan sebagai pelopor puisi kontemporer, yang berarti dunia sastra Indonesia memiliki wajah baru dan bentuk baru dalam perpuisian di Indonesia, yang lahir dari sifat seniman itu sendiri yang ingin menciptakan hal baru disetiap zamannya.
Perkembanganya sangat pesat mulai dari tahun 1930-an sampai tahun 1945 yang pada waktu itu Chairil Anwar memproklamasikan gaya puisi baru yang lebih dikenal dengan gaya bebas, kemudian pada tahun 1973 sang presiden penyair Indonesia memperkenalkan puisi kontemporer yang artinya bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri, oleh karena itu puisi Bung Tardji memiliki bentuk yang aneh dan ganjil menurut kebanyakan puisi yang ada di Indonesia.
Jadi tidaklah aneh jika dari karyanya banyak yang tidak bisa difahami, kerna bisa dikatakan genrenya memang sudah berbeda. Bahkan ada beberapa puisi Bung Tardji yang lebih menitik beratkan kepada bunyi sehingga terbayang betapa ganjilnya kata-kata yang terdapat disetiap bait puisi “Solitude”.
Solitude
Yang paling mawar
Yang paling duri
Yang paling sayap
Yang paling bumi
Yang paling pisau
Yang paling risau
Yang paling nancap
Yang paling dekap
Samping yang paling
Kau!
No comments:
Post a Comment